Obesitas dapat diartikan sebagai penimbunan
jaringan lemak tubuh secara berlebihan dan memberi efek buruk pada kesehatan
(Rahman et al., 2012). Hofbauer (2002), menyatakan bahwa obesitas merupakan
suatu peningkatan massa jaringan lemak tubuh yang terjadi akibat
ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dengan penggunaan energi.
Tipe Obesitas
Menurut Klein et al. (1998), berdasarkan patogenesisnya obesitas dibagi menjadi obesitas metabolik dan obesitas regulatorik. Obesitas metabolik yaitu obesitas yang disebabkan adanya gangguan metabolisme lemak dan karbohidrat. Obesitas regulatorik disebabkan karena gangguan pada pusat pengaturan rasa lapar di otak. Nukleus lateral hipotalamus berperan menimbulkan rasa lapar sedangkan nukleus ventromedial hipotalamus memberi tanda kenyang. Kerusakan pada nukleus ventromedial hipotalamus membuat individu tidak pernah merasa kenyang (hiperfagia) sehingga terjadi obesitas.
Soetjiningsih (2004) mengungkapkan adanya 3 tipe obesitas berdasarkan kondisi sel dalam tubuh yaitu tipe hiperplastik, hipertropik dan hiperplastik-hipertropik. Tipe hiperplastik menunjukkan jumlah sel dalam tubuh lebih banyak dibandingkan dengan kondisi normal, namun ukuran sel masih tetap normal. Tipe hipertropik ditandai dengan jumlah sel yang normal namun ukuran sel lebih besar dibandingkan dengan sel normal. Tipe hiperplastik-hipertropik menunjukkan gambaran jumlah dan ukuran sel yang melebihi batas normal, biasanya bersifat permanen dan sulit diturunkan.
Faktor Penyebab Obesitas
Obesitas
merupakan penyakit multifaktorial yang diduga sebagian besar disebabkan oleh
interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktivitas
fisik, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional. Faktor-faktor yang berkaitan
erat dengan kondisi obesitas dijabarkan sebagai berikut:
a. Faktor Genetik
Kedua orang tua
yang mengalami obesitas akan memberikan kemungkinan 80% untuk keturunannya
mengalami obesitas. Satu orang tua yang mengalami obesitas akan memberikan
kemungkinan 40% untuk keturunannya mengalami obesitas dan bila kedua orang tua
tidak mengalami obesitas kemungkinan anak mengalami obesitas 14%
(Soetjiningsih, 2004).
b. Faktor Asupan Nutrisi
Obesitas
merupakan dampak dari kelebihan asupan nutrisi dibandingkan kebutuhan normal
tubuh sehingga disimpan dalam bentuk lemak. Kandungan makanan yang akan diubah
menjadi energi adalah karbohidrat, protein dan lemak. Asupan karbohidrat
berlebih akan disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya
sebagai lemak tubuh. Asupan lemak berlebih akan disimpan dalam jaringan lemak
tubuh yang memiliki kemampuan menyimpan lemak tidak terbatas. Faktor-faktor
dari asupan makanan yang menyebabkan obesitas adalah kuantitas, porsi makan,
kepadatan energi dari makanan yang dimakan serta kebiasaan makan (Nugraha,
2009).
c. Faktor Homonal
Gangguan
hormonal dalam tubuh akan berpengaruh terhadap keseimbangan energi. Hipotalamus
akan menerima sinyal (input) untuk menghambat atau mengaktivasi motor sistem dalam
memodulasi sistem saraf dan hormonal untuk mencari atau menjauhi makanan. Hasil
(output) dari sinyal yang diterima oleh otak akan mempengaruhi pemilihan jenis
makanan, porsi makan, lama makan, absorpsi serta metabolisme zat gizi di dalam
tubuh (Nugraha, 2009).
d. Faktor Psikologi dan Sosial
Individu yang mengalami obesitas cenderung menggunakan makanan untuk melampiaskan emosi dibandingkan untuk memenuhi rasa lapar. Individu yang tidak mampu mengenali dan mengekspresikan emosi seperti marah, takut, dan cemas menyebabkan gangguan pola makan dan konsumtif secara berlebihan sehingga terjadi obesitas (Williams dan Caliendo, 1984).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar