Minggu, 07 Mei 2017

MENGENAL OBESITAS

Obesitas dapat diartikan sebagai penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan dan memberi efek buruk pada kesehatan (Rahman et al., 2012). Hofbauer (2002), menyatakan bahwa obesitas merupakan suatu peningkatan massa jaringan lemak tubuh yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dengan penggunaan energi.

Tipe Obesitas

Menurut Klein et al. (1998), berdasarkan patogenesisnya obesitas dibagi menjadi obesitas metabolik dan obesitas regulatorik. Obesitas metabolik yaitu obesitas yang disebabkan adanya gangguan metabolisme lemak dan karbohidrat. Obesitas regulatorik disebabkan karena gangguan pada pusat pengaturan rasa lapar di otak. Nukleus lateral hipotalamus berperan menimbulkan rasa lapar sedangkan nukleus ventromedial hipotalamus memberi tanda kenyang. Kerusakan pada nukleus ventromedial hipotalamus membuat individu tidak pernah merasa kenyang (hiperfagia) sehingga terjadi obesitas.

Soetjiningsih (2004) mengungkapkan adanya 3 tipe obesitas berdasarkan kondisi sel dalam tubuh yaitu tipe hiperplastik, hipertropik dan hiperplastik-hipertropik. Tipe hiperplastik menunjukkan jumlah sel dalam tubuh lebih banyak dibandingkan dengan kondisi normal, namun ukuran sel masih tetap normal. Tipe hipertropik ditandai dengan jumlah sel yang normal namun ukuran sel lebih besar dibandingkan dengan sel normal. Tipe hiperplastik-hipertropik menunjukkan gambaran jumlah dan ukuran sel yang melebihi batas normal, biasanya bersifat permanen dan sulit diturunkan.

Faktor Penyebab Obesitas


Obesitas merupakan penyakit multifaktorial yang diduga sebagian besar disebabkan oleh interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktivitas fisik, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional. Faktor-faktor yang berkaitan erat dengan kondisi obesitas dijabarkan sebagai berikut:
a. Faktor Genetik
Kedua orang tua yang mengalami obesitas akan memberikan kemungkinan 80% untuk keturunannya mengalami obesitas. Satu orang tua yang mengalami obesitas akan memberikan kemungkinan 40% untuk keturunannya mengalami obesitas dan bila kedua orang tua tidak mengalami obesitas kemungkinan anak mengalami obesitas 14% (Soetjiningsih, 2004).
b. Faktor Asupan Nutrisi
Obesitas merupakan dampak dari kelebihan asupan nutrisi dibandingkan kebutuhan normal tubuh sehingga disimpan dalam bentuk lemak. Kandungan makanan yang akan diubah menjadi energi adalah karbohidrat, protein dan lemak. Asupan karbohidrat berlebih akan disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya sebagai lemak tubuh. Asupan lemak berlebih akan disimpan dalam jaringan lemak tubuh yang memiliki kemampuan menyimpan lemak tidak terbatas. Faktor-faktor dari asupan makanan yang menyebabkan obesitas adalah kuantitas, porsi makan, kepadatan energi dari makanan yang dimakan serta kebiasaan makan (Nugraha, 2009).
c. Faktor Homonal
Gangguan hormonal dalam tubuh akan berpengaruh terhadap keseimbangan energi. Hipotalamus akan menerima sinyal (input) untuk menghambat atau mengaktivasi motor sistem dalam memodulasi sistem saraf dan hormonal untuk mencari atau menjauhi makanan. Hasil (output) dari sinyal yang diterima oleh otak akan mempengaruhi pemilihan jenis makanan, porsi makan, lama makan, absorpsi serta metabolisme zat gizi di dalam tubuh (Nugraha, 2009).
         d. Faktor Psikologi dan Sosial
    Individu yang mengalami obesitas cenderung menggunakan makanan untuk melampiaskan emosi dibandingkan untuk memenuhi rasa lapar. Individu yang tidak mampu mengenali dan mengekspresikan emosi seperti marah, takut, dan cemas menyebabkan gangguan pola makan dan konsumtif secara berlebihan sehingga terjadi obesitas (Williams dan Caliendo, 1984).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar